Kamis, 31 Maret 2011

THE KEYS OF YASIN Refleksi Surat Yasin Dalam Menjalani Kehidupan.

Penulis
:
Bambang Q-Anees
Cetakan I
:
Mei 2009
ISBN
:
979-3782-49-2
Ukuran
:
15 x 21 cm
Halaman
:
viii + 128  (136  halaman)
Kertas
:
Isi HVS 70 gr, Cover AC210 gr
Warna
:
Isi BW, Cover FC

Surat Yasin selalu identik dengan kematian dan malam jum’at. Begitu ada kematian, Surat Yasin niscaya akan dibacakan. Menuruh “Ahli Yasin”, Surat Yasin akan bermanfaat bagi yang sudah meninggal. Sedangkan menurut mereka yang menolak “kepercayaan” itu, tidak mungkin orang yang sudah meninggal mendapat “luberan bagian” dari Surat Yasin yang dibaca banyak orang pada malam jum’at atau malam tahlilan.

Bambang Q-anees mencoba mengupas kandungan Surat Yasin dengan cara yang berbeda. Ia mengelompokkan sejumlah ayat berdasarkan kesamaan muatan, mencari pemahaman atas ayat-ayat tersebut, menggabungkan dan mengaitkan satu kelompok dengan kelompok lain, serta merefleksikannya sebagai kunci untuk menjalani kehidupan. Itulah sebabnya bukunya ini diberi judul: c

Menurutnya, Al-Quran adalah Kitab Kehidupan yang berisikan petunjuk agar hidup kita lebih “hidup”. Orang yang sudah meninggal tidak mungkin dapat membaca kehidupan, apalagi memahami makna dan ajarannya. Selagi hidup sajalah kita dapat mengambil manfaat dari Al-Quran untuk bisa selamat di alam kubur dan akhirat kelak. Jadi, Al-Quran adalah kitab untuk merawat kehidupan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat. Surat Yasin pun demikian, Surat untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik.

Dimulai dengan sebuah prolog: Yasin Untuk Kehidupan, buku ini berisi 7 subbab  yang berisi uraian, telaah dan refleksinya, yaitu :
  1. Yasin: Kitab Hukum Kehidupan (ayat 1-12)
  2. Belajar dari Kisah Masa Lalu (ayat 13-320
  3. Mengimani Al Aziz Ar rahim (ayat 33-44)
  4. Shirat Al-Mustaqim dan Jalan Setan (ayat 45-64)
  5. Ketika Tangan dan Kaki Bicara (ayat 65-70)
  6. Menrima Kehidupan (ayat 71-79)
  7. Meraih Kun Fayakun (ayat 80-83)
Ditutup dengan sebuah epilog: Menjadi Diri yang baru setelah kematian.

Selasa, 22 Maret 2011

THE JOURNALIST Edisi Revisi

Penulis
:
Zaenuddin HM
Cetakan I
:
Maret 2011
ISBN
:
978-979-3782-67-6
Ukuran
:
15 x 21 cm
Halaman
:
xiv + 246 ( 262 halaman)
Kertas
:
Isi  HVS 70 gr, Cover AC 210 gr
Warna
:
Isi BW, Cover FC





Peran wartawan sebagai peliput, pengemas dan penyebar informasi sangat vital. Wartawan adalah ujung tombak redaksi dalam mencari dan mendapatkan berita. Merekalah yang terjun ke lapangan meliput semua peristiwa yang terjadi untuk dikemas menjadi berita.

Buku ini menjelaskan banyak hal yang ”wajib” diketahui dan sering dialami wartawan sebelum dan pada saat menjalankan tugas-tugas jurnalistiknya. Semua hal yang diuraikan dalam buku ini merupakan pengetahuan dasar bagi calon wartawan dan para wartawan, baik yang bersifat teoretis maupun praktis. Dengan mengetahui dan memahami pengetahuan dasar jurnalistik, diharapkan dapat melahirkan karya-karya jurnalistik yang berbobot serta menjalani profesi jurnalis secara lebih profesional dan bertanggung jawab. 

Edisi revisi ini tampil dalam sajian yang lebih sistematis sehingga  isi buku menjadi lebih runtut dan terarah. Juga, banyak topik baru dan aktual menyangkut perkembangan jurnalistik yang ditambahkan, yang tidak ada dalam edisi perdana. Sejumlah topik lama pun diuraikan lebih detail dengan pengayaan data terkini. Disertakan pula lampiran mengenai daftar alamat lengkap surat-surat kabar utama, stasiun televisi, majalah serta kantor berita asing di Indonesia.

Oleh karena itu, buku ini layak dan penting untuk dijadikan sebagai pegangan para calon wartawan, wartawan, pihak-pihak yang selalu berhubungan dengan dunia pers, dan siapa pun yang berminat pada bidang jurnalistik.

Rabu, 09 Maret 2011

MENGENALI SIKAP PESIMIS & OPTIMIS

Bila kamu seorang yang pesimis, maka sikap kamu terhadap suatu kesulitan adalah  permanen, meluas dan pribadi.
  • Permanen maksudnya  kamu menganggap bahwa masalah  yang kamu hadapi itu “nggak mungkin dapat kamu selesaikan”
  • Meluas maksudnya kamu akan mengaitkan satu masalah kecil dengan seluruh kehidupan kamu. 
  • Pribadi maksudnya kamu menganggap diri sendiri sebagai sumber penyebab masalah.

Bila kamu seorang yang optimis, maka sikap kamu terhadap suatu kesulitan adalah sementara, terbatas dan eksternal
  • Sementara maksudnya kamu mengganggap bahwa masalah yang kamu hadapi itu dapat kamu selesaikan.
  • Terbatas maksudnya kamu menganggap bahwa masalah itu tidak mungkin melebar kemana-mana, masalah itu hanya disitu saja
  • Ekternal maksudnya kamu menganggap bahwa sumber masalah itu bukan hanya dari diri sendiri  tetapi bisa karena sebab pihak luar.

Tulisan ini dikutip dari Bab 7 Buku Seri Al-Quranku Keren : ADH-DHUHA, Menjadi Remaja Peduli karya Bambang Q-Anees

Rabu, 02 Maret 2011

AL-FATIHAH, MEMBUKA POTENSI DIRI

·      
Penulis
:
Bambang Q-Anees
Cetakan I
:
Oktober 2009
ISBN
:
979-3782-15-3
Ukuran
:
15X 21 cm
Halaman
:
X + 138  ( 148 Halaman)
Kertas
:
Isi HVS 70 gr, Cover AC 210 gr
Warna
:
Isi 2 Warna, Cover FC


      KENALI TITIK STARTMU!
·        Titik start harus dikenali agar kamu menyadari bahwa kamu sedang berlomba untuk mencapai titik finish.

·        Titik start harus dikenali agar jelas dari mana kita mulai, berapa panjang lintasan yang akan kita tempuh, dan dititik mana kamu harus berhenti.

·        Memulai titik start dapat dilakukan dengan cara bertanya pada dirimu sendiri: ATAS DASAR APA aku melakukan ini melakukan itu?

·        Pertanyaan ATAS DASAR APA akan membuat kamu memiliki kejelasan titik pijak.

·        Memulai titik start juga dapat dilakukan dengan cara bertanya pada dirimu sendiri: ATAS DASAR SIAPA Aku melakukan ini melakukan itu?

·        Tindakanmu tidak semuanya berdasar pada KEINGINANMU, tetapi juga karena PENGARUH ORANG LAIN. Berterima kasihlah pada orang yang memengaruhi kamu melakukan tindakan positif.

·        Terkadang kamu melakukan sesuatu dengan DASAR YANG RAPUH, yaitu melakukan sesuatu untuk keuntungan sesaat dan atas dasar orang lain serta mengorbankan banyak pihak walaupun kamu sendiri nggak mau melakukannya.

·        Bertindaklah dengan DASAR YANG TANGGUH, yaitu perbuatan yang menghasilkan keuntungan dalam waktu lama dan didasarkan oleh keinginanmu sendiri yang tidak merugikan pihak lain.

Bagaimana menjadikan putra-putri memiliki kepekaan sosial? Silahkan baca buku kedua berikut :

TIPS MENJADI PENYIAR RADIO BINTANG


BECOMING A RADIO STAR,  KIAT MENJADI PENYIAR RADIO
Penulis : Awan Setiawan


TIPS MENJADI PENYIAR RADIO BINTANG?
Dalam buku ini, Kang Awan menyebutkan 11 tips untuk bisa menjadi seorang Penyiar Bintang (Penyiar yang diidolakan gituch!)

  1. Untuk menjadi Penyiar Radio Bintang, ternyata tidak sulit. Orang biasa sangat mudah dibentuk menjadi bintang asalkan ada upaya sistematis ke arah itu. Perhatikan tips dibawah ini:
  2. Senangi dan gauli profesi penyiar seutuhnya.
  3. Banyak belajar, jangan sombong
  4. Tahu dan mengerti kemauan pendengar berdasarkan segmen radionya.
  5. Jangan melawan atasan dalam memberikan kritik yang membangun. Percayalah, atasan kamu lebih mencintai penyiarnya ketimbang binatang peliharaannya.
  6. Mau membuka diri dan bergaul.
  7. Perluas wawasan
  8. Teruslah berinovasi, gali kreativitas
  9. Jangan terlalu banyak baca sms. Ingatlah, baca SMS bukan bagian dari sho, melainkan hanya tools untuk ke bagian show lainnya.
  10. Rajin olah raga, rutin nonton, kurangi fast food. Memang nggak ada hubungannya langsung, tapi untuk menjadi kesehatan.
  11. Jadilah “Gila”
 Dalam buku ini diulas juga tentang Tipe2 Penyiar, Skill Ngomong, Karakter Penyiar, Orang2 Gila dibalik Mikrofon, Run Down Acara dan banyak lagi panduan praktis biar kamoe bisa jadi Penyiar Bintang.