Penulis | : | Bambang Q-Anees |
Cetakan I | : | Mei 2009 |
ISBN | : | 979-3782-49-2 |
Ukuran | : | 15 x 21 cm |
Halaman | : | viii + 128 (136 halaman) |
Kertas | : | Isi HVS 70 gr, Cover AC210 gr |
Warna | : | Isi BW, Cover FC |
Surat Yasin selalu identik dengan kematian dan malam jum’at. Begitu ada kematian, Surat Yasin niscaya akan dibacakan. Menuruh “Ahli Yasin”, Surat Yasin akan bermanfaat bagi yang sudah meninggal. Sedangkan menurut mereka yang menolak “kepercayaan” itu, tidak mungkin orang yang sudah meninggal mendapat “luberan bagian” dari Surat Yasin yang dibaca banyak orang pada malam jum’at atau malam tahlilan.
Bambang Q-anees mencoba mengupas kandungan Surat Yasin dengan cara yang berbeda. Ia mengelompokkan sejumlah ayat berdasarkan kesamaan muatan, mencari pemahaman atas ayat-ayat tersebut, menggabungkan dan mengaitkan satu kelompok dengan kelompok lain, serta merefleksikannya sebagai kunci untuk menjalani kehidupan. Itulah sebabnya bukunya ini diberi judul: c
Menurutnya, Al-Quran adalah Kitab Kehidupan yang berisikan petunjuk agar hidup kita lebih “hidup”. Orang yang sudah meninggal tidak mungkin dapat membaca kehidupan, apalagi memahami makna dan ajarannya. Selagi hidup sajalah kita dapat mengambil manfaat dari Al-Quran untuk bisa selamat di alam kubur dan akhirat kelak. Jadi, Al-Quran adalah kitab untuk merawat kehidupan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat. Surat Yasin pun demikian, Surat untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik.
Dimulai dengan sebuah prolog: Yasin Untuk Kehidupan, buku ini berisi 7 subbab yang berisi uraian, telaah dan refleksinya, yaitu :
- Yasin: Kitab Hukum Kehidupan (ayat 1-12)
- Belajar dari Kisah Masa Lalu (ayat 13-320
- Mengimani Al Aziz Ar rahim (ayat 33-44)
- Shirat Al-Mustaqim dan Jalan Setan (ayat 45-64)
- Ketika Tangan dan Kaki Bicara (ayat 65-70)
- Menrima Kehidupan (ayat 71-79)
- Meraih Kun Fayakun (ayat 80-83)
Ditutup dengan sebuah epilog: Menjadi Diri yang baru setelah kematian.