Penulis | : | Mohammad Zaka Al Farisi |
Cetakan I | : | Juli 2008 |
ISBN | : | 979-3782-43-9 |
Ukuran | : | 15 x 21 cm |
Halaman | : | VI + 204 (210 halaman) |
Kertas | : | Isi HVS 70gr, Cover AC 210 gr |
Warna | : | Isi BW, Cover FC |
Buku ini berkenaan dengan masalah pengembangan diri berdasarkan Al-Quran dan hadits Nabi Saw untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada setiap bahasan disertai kata-kata berhikmah yang dinukil dari Al-Quran, Hadits dan peribahasa. Ditulis dengan populer dan kalimat yang ringkas sehingga memudahkan pembaca untuk mencernanya. Terhimpun 41 Taushiah yang sarat makna. Menyegarkan kembali kualitas Keimanan setiap yang membacanya.
Berikut salah satu ringkasan tulisan yang ada pada buku tersebut:
DUA SISI MATA UANG: IMAN DAN AMAL
Iman merupakan persoalan utama dan terutama. Dalam sebuah pohon, iman adalah akar. Akar menentukan kualitas sebuah pohon. Pohon yang tinggi menjulang, berbuah lebat, bisa dipastikan memiliki akar yang kuat. Begitu pun iman. Iman yang mengakar kuat akan menjadikan pohon Islam tumbuh kokoh menjulang. Buahnya adalah amal saleh yang lebat, yang tak saja dinimati oleh yang bersangkutan, tetapi juga oleh banyak orang.
Dua Unsur Utama dalam Keimanan.
Pertama, yang paling inti adalah pembenaran dalam hati. Tanpa pembenaran, iman menjadi semu alias palsu. Inilah kemudian yang dikenal dengan sebutan munafik. Orang munafik sesungguhnya tidak beriman sebab hatinya tidak membenarkan. Munafik adalah orang kafir yang bermental pengecut. Tidak berani untuk kekafiran. Karena itu, ia berpuran-pura masuk Islam.
Kedua, Iman diwujudkan dalam tindakan. Ada pengakuan secara lisan, dan tak kalah pentingnya, bukti nyata dalam amal perbuatan. Amal yang lahir atas dasar Iman disebut Amal Saleh. Amal Saleh tidak hanya terkait dengan persoalan ibadah mahdhah, semisal salat, tetapi juga terkait dengan persoalan ibadah ghair mahdhah, semisal mencari nafkah.
Enam Kelompok Manusia
Terkait dengan masalah keimanan, Al-Ghazali dalam buku Kimia Kebahagiaan, menyebutkan enam kelompok manusia.
Pertama, orang yang gagal menemukan Allah lewat pengamatan inderawi. Mereka berkesimpulan Tuhan itu tidak ada.
Kedua, orang yang mengingkari kehidupan akhirat. Mereka tidak percaya kalau manusia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Ketiga, orang yang percaya kepada Allah. Mereka juga percaya akan adanya kehidupan akhirat.
Keempat, orang kafir yang menolak syariat. Menurut mereka syariat menyuruh menahan nafsu dan amarah. Padahal syariat hanya menempatkannya dalam batas-batas yang wajar.
Kelima, orang yang menonjol-nonjolkan kemurahan Allah tetapi mengabaikan keadilan Allah. Mereka berfikir boleh berbuat sesuka hati karena Allah Maha Pemaaf. Padahal Allah memang Maha Pemaaf, tetapi Dia bisa menimpakan siksa kepada orang-orang durhaka.
Keenam, orang yang mengaku telah mencapai tingkat kesucian tertentu. Menganggap dosa apa pun tidak akan berpengaruh lagi. Padahal para nabi saja mengakui dan meratapi dosa-dosa mereka.
Iman dan amal berjalin berkelindan. Keduanya tak terpisahkan. Ibarat dua sisi dari satu mata uang . Pada satu pihak, Iman melahirkan Amal Saleh. Pada pihak lain, amal saleh juga memperkokoh keimanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar